| Oleh Muhaimin Iqbal | |
Ramadhan lalu ketika  I’tikaf  bersama 60-an pembaca situs ini yang kemudian menghasilkan antara lain inisiatif Alfaafa – rujukan kami adalah surat An-Naba’ (berita besar) dan dua surat sesudahnya.  Hari-hari
 ini ketika kami dalami bersama pakar yang sudah bertahun-tahun me-riset
 dan menanam Alfaafa – bahkan sudah sampai ekspor produk - Dr. Nugroho, 
ternyata kami menemukan lebih banyak lagi ‘berita besar – berita besar’ 
lainnya yang dikabarkan langsung oleh Sang Pencipta  melalui surat An-Naba’ pula. 
Sebelum sampai ayat “wa jannaatin alfaafa” (QS 78 : 16), Al-Qur’an bercerita tentang gunung-gunung  (QS
 78 :7) , tentang perimbangan malam dan siang (QS 78 :10-11) , tentang 
sinar matahari yang amat terang (QS 78 :13) , tentang air hujan yang 
tercurah (Qs 78 :14), tentang berbagai biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan 
(QS  78 :15). 
Sekarang
 mari kita lihat di antara negeri-negeri di dunia, negeri mana yang 
diberi karunia lengkap tersebut diatas ?, memiliki gungung-gunung yang 
banyak, malamnya seimbang dengan siangnya, matahari memancarkan sinarnya
 sepanjang tahun, memiliki hujan yang tercurah lebat rata-rata separuh 
waktu dalam setahun dan memiliki keanekaragaman tanaman yang luar biasa ?
 Bukankah ini sangat-sangat mirip dengan karakter negeri kita – 
Indonesia ?. 
Negeri
 Arab tempat diturunkannya Al-Qur’an tidak memiliki gunung-gunung yang 
banyak, tidak banyak air hujan yang tercurah, dan apalagi tanaman – 
sangat sedikit yang tumbuh disana dibandingkan dengan apa yang 
ditumbuhkan oleh Sang Pencipta untuk negeri ini. 
 Peta Gunung Berapi Dunia
Negeri-negeri
 yang saat ini memimpin dunia dengan teknologi, ekonomi, politik dan 
militernya saat ini rata-rata berada di belahan bumi utara, kebanyakn 
negeri subtropics. Negeri mereka tidak menerima pancaran sinar matahari sebanyak yang kita punya, malam dan siang mereka sering tidak seimbang. 
Negeri
 lain di Afrika yang berada sama dengan kita di jalur katulistiwa, 
mereka rata-rata sangat sedikit menerima hujan, sehingga sedikit pula 
jenis-jenis tanaman yang tumbuh di negerinya. Yang agak mirip kita 
adalah negeri-negeri kahtulistiwa di Amerika Selatan, namun karena 
mereka tidak dikelilingi laut sebanyak yang kita punya – maka curah 
hujan dan keaneka ragaman hayatinya tetap tidak sebanyak yang 
dikaruniakan olehNya untuk negeri ini. 
Dengan
 semua karunia ini, mengapa bukan kita yang memimpin dunia dalam hal 
kemakmuran ?. Inilah yang perlu kita renungkan dan inilah tantangan 
besar kita semua. Barangkali kita selama ini tidak menyadari betapa 
banyaknya karunia negeri ini, karena tidak menyadari maka tidak pula 
mensyukurinya, kemudian karena tidak mensyukurinya maka nikmat itu 
dicabutlah dari negeri ini. 
Di negeri yang siang dan malamnya seimbang ini, musim kering dan musim hujannya-pun (dulunya) seimbang –  kita
 malah tidak bisa mencukupi kebutuhan kita sendiri. Kita masih harus 
begitu banyak impor kebutuhan pokok mulai dari beras , gandum, susu, 
daging dan entah apalagi. 
Lantas
 dari mana kita bisa mulai berbuat yang seharusnya untuk memakmurkan 
negeri ini ? tidak ada yang lebih baik selain mulai dari diri kita, 
mulai dari yang kita bisa. Mulai merubah mindset, bahwa 
prestasi untuk negeri bukan ketika kita mencapai karir tinggi di 
perusahaan asing, institusi asing atau kepentingan asing yang 
meng-eksploitasi negeri ini. Prestasi adalah apabila kita bisa mengolah 
dan memakmurkan bumi negeri ini untuk memenuhi kebutuhan minimal 
penduduknya sendiri, syukur bisa untuk penduduk negeri lain yang tidak 
seberuntung kita dalam hal kekayaan alamnya. 
Prestasi
 bukan ketika ekonomi tumbuh tetapi pertumbuhnya dari sector konsumsi 
dari produk-produk yang harus diimport dari negeri lain, bukan pula dari
 pengerukan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Prestasi harus 
didasarkan pada produksi - setidaknya untuk menutup kebutuhan sendiri, 
prestasi adalah ketika kita dapat mengolah alam secara berkesinambungan. 
Inisiatif-inisiatif kecil sedang kita mulai, di Jonggol kita ada pilot project untuk ‘menangkap’ berkah air hujan,
 di Blitar kita ada project penyiapan benih-benih pohon secara massal 
yang nantinya bisa ditanam dimana saja yang membutuhkannya, di lereng 
Merapi kita ada upaya untuk ikut membesarkan dan menyebarluaskan 
pencapaian-pencapaian pakar Alfaafa  Dr. Nugroho yang sudah sangat jauh mengembangkannya sejak beberapa tahun lalu.  
 Sinergi Dalam Pengembangan Alfaafa
Allah sedang berbicara kepada kita melalui ayat-ayat tersebut diatas ,  semoga kita bisa bener-bener mendengar firmanNya, memahaminya dan mulai berbuat yang seharusnya sesuai petunjukNya, InsyaAllah. 
 | 
Selasa, Januari 31, 2012
‘Berita Besar’ : Untuk Negeri Kita Kah…?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Peta Gunung Berapi Dunia
Sinergi Dalam Pengembangan Alfaafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar