Bila di dalam sebuah ruang kelas seorang guru sejarah bertanya siapa yang tahu Muhammad Al-Fatih atau Muhammad II atau di barat lebih di kenal dengan Mehmed II ? Bisa dipastikan tidak ada yang mengangkat tangan. Tetapi bila sang guru bertanya siapa yang tahu Dracula ? Bisa dipastikan sebagian besar murid pasti akan mengacungkan tangan untuk berebut menjawab. Itulah ironi yang terjadi, bahwa generasi muda kita lebih mengenal superhero rekaan Barat dibandingkan pahlawaan yang sebenarnya.
Rabu, April 11, 2012
Muhammad Al-Fatih - Sejarah Islam Yang Terlupakan
Bila di dalam sebuah ruang kelas seorang guru sejarah bertanya siapa yang tahu Muhammad Al-Fatih atau Muhammad II atau di barat lebih di kenal dengan Mehmed II ? Bisa dipastikan tidak ada yang mengangkat tangan. Tetapi bila sang guru bertanya siapa yang tahu Dracula ? Bisa dipastikan sebagian besar murid pasti akan mengacungkan tangan untuk berebut menjawab. Itulah ironi yang terjadi, bahwa generasi muda kita lebih mengenal superhero rekaan Barat dibandingkan pahlawaan yang sebenarnya.
Selasa, April 03, 2012
Menjadi Korban Atau Pemenang
Oleh : Muhaimin Iqbal
Tidak peduli siapa diri kita, apa yang kita miliki, dalam strata sosial yang mana kita berada – semua memiliki hal yang sama, yaitu untuk memilih apakah kita mau menjadi korban atau menjadi pemenang. Karena semua memiliki haknya untuk memilih ini, maka tidak jarang kita mendengar cerita heroik perjuangan hidup rakyat jelata – seperti tukang sampah Jakarta yang menghebohkan karena diberitakan di televisi asing misalnya.
Tidak peduli siapa diri kita, apa yang kita miliki, dalam strata sosial yang mana kita berada – semua memiliki hal yang sama, yaitu untuk memilih apakah kita mau menjadi korban atau menjadi pemenang. Karena semua memiliki haknya untuk memilih ini, maka tidak jarang kita mendengar cerita heroik perjuangan hidup rakyat jelata – seperti tukang sampah Jakarta yang menghebohkan karena diberitakan di televisi asing misalnya.
Pada
saat yang bersamaan kita juga sering mendengar keluh kesah pejabat dan
wakil rakyat kita, tentang gajinya, tentang makanan kecil yang mereka
makan sewaktu rapat, tentang fitnah yang dideritanya – pendek kata
tentang apa saja mereka bisa mengeluh.
Menyikapi Kenaikan (Penundaan) Harga BBM
Kita tahu bahwa semua pasti akan merasakan kesulitan ketika BBM naik.
Karena jika BBM naik, semua kebutuhan pokok akan ikut naik. Akan
semakin tercekiklah rakyat jelata seperti kita-kita ini. Namun
demikianlah kebanyakan orang dalam menghadapi masalah ini keliru. Semua
ingin agar suaranya didengar oleh penguasa. Demonstrasilah yang jadi
solusi. Tidak ada yang berpikir, kenapa pemimpin kita bisa memilih jalan
untuk menaikkan BBM? Tidak ada yang mau merenung, apa betul presiden
tercinta kita ingin menyengsarakan bahkan membunuh rakyatnya sendiri?
Lalu kenapa tidak mau menyikapi hal ini dengan bersabar?
Langganan:
Postingan (Atom)