Kamis, Februari 11, 2010

Prestasi di Luar Ekspektasi

Away menghadapi PSM Makassar di Stadion Mattoangin, Rabu (10/2) merupakan pertandingan pertama Arema di putaran kedua setelah menyandang gelar non resmi juara paruh musim Liga Super 2009/10.

Mempertahankan lebih berat daripada meraih. Kalimat klasik yang coba dilalui Noh Alam Shah dkk menginjak putaran kedua Liga Super yang dipastikan lebih berat, lebih ketat, dimana tim-tim lain merombak dan mendatangkan pemain baru untuk mendongkrak prestasi.


Selain Persiba Balikpapan yang terus menempel Arema selama putaran pertama, sekaligus menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan Arema di Kanjuruhan (2-1), Persib Bandung juga mulai konsisten meraih kemenangan. Terakhir, tim asuhan Jaya Hartono itu mengalahkan tuan rumah Persik Kediri 1-3 di bawah tekanan Persikmania yang meluber ke pinggir lapangan dan hujan badai yang disertai petir di Stadion Brawijaya, Selasa (9/2).

Arema sendiri melalui putaran pertama tidak dengan mudah. Persiapan tim yang mepet, rekrutmen pemain yang tidak seglamor tim-tim lain, pergantian pengelolaan Yayasan dan PT Arema Indonesia, hingga krisis finansial yang membuat bonus dan uang kontrak pemain telat terbayar.

Bahkan, dua kali Arema terancam ditinggal pelatih serta pemain, meski akhirnya harus rela melepas pelatih dan pemain yakni pelatih kiper Herman Kadiaman dan kiper timnas Markus Haris Maulana.


Dari persiapan tim di awal musim yang diiringi pengelola baru, tetap bermain di Liga Super atau tidak merger dengan tim lain pun sudah menjadi “prestasi” bagi Arema dan Aremania musim ini. Namun tidak sedikit Aremania yang kini berbalik mamasang target juara dari yang awalnya tidak degradasi atau sekedar ikut kompetisi.

Sebuah harapan yang wajar, karena ketika berada di puncak, harapan tinggi pun muncul seiring terpaan angin yang juga semakin kencang. Tidak ada yang memprediksi Arema dengan pemain-pemain bukan bintang seperti Purwaka, Waluyo, Hermawan, M. Fakhrudin, Tomi Pranata, dan Rahmat Affandi bisa menjuarai putaran pertama Liga Super.


Demikian pula dengan perekrutan pemain asing. Pierre Njanka yang kemudian menjadi kapten tim Arema memang berstatus eks Piala Dunia, tetapi musim lalu Njanka berada di bawah bayang-bayang Abanda Herman di Persija.

Noh Alam Shah menjadi pemain asing paling tenar yang digaet Arema musim ini. Kedatangannya sempat akan diikuti duo timnas Singapura lainnya, Mustafic Fahrudin dan Baihakki Khaizan, namun keduanya membelot ke Persija hingga akhirnya Alam Shah mengajak rekan setimnya di Tampines Rovers, Ridhuan Muhammad, yang kelak menjadi winger tak tergantikan di Arema dan idola Aremania.


Pemain-pemain dari tim degradasi dan tim Divisi Utama diramu Robert Alberts bersama pemain muda dan pemain asing Arema menjadi satu kekuatan yang solid secara tim, seakan melupakan orang bahwa sempat ada krisis internal di kubu Arema yang membuat pemain mengancam hengkang.

Demikian pula dengan permasalahan di Arema pekan lalu, diyakini tak bakal mempengaruhi skuad Singo Edan yang membuang jauh-jauh masalah itu dan berkonsentrasi untuk putaran dua. Terlebih, kemenangan dan hasil yang dicapai Arema selama ini di luar ekspektasi semua orang.

Robert Alberts menegaskan tim tak hanya konsentrasi memenangkan laga away di Makassar dan Balikpapan. Tetapi juga fokus mengejar menjadi yang terbaik memasuki putaran kedua ini.

“Tidak ada masalah di pemain, trouble yang datang akhir minggu lalu sudah kita buang ke belakang,” kata Robert.

Selama ini, skuad Singo Edan sudah menghasilkan prestasi yang jauh dari perkiraan orang-orang. Robert telah berhasil mengolah materi pemain dari tim-tim terdegradasi, menjadi tim terbaik di Liga Super Indonesia.

Menurut Robert, banyak orang yang lupa dengan kondisi tim saat dia datang pertama kali. “Di atas kertas, kita ini dulu tim papan bawah dengan materi pemain tim degradasi. Salah satu kemenangan kita karena tim lain menganggap enteng Arema,”



Robert mampu memotivasi pemain untuk menunjukkan kemauan dan tampil lebih baik. Seperti Rony Firmansyah, Ahmad Bustomi dan Benny Wahyudi dulu adalah pemain cadangan. Sama halnya Waluyo, Juan Revi dan Tommy Pranata. “Mereka semua kini sudah jauh lebih baik,” imbuhnya.

Robert berharap sikap profesional dari tim bisa ditunjang oleh manajemen. “Saya ingin manajemen belajar menjadi lebih professional karena saat ini kita memimpin ISL,”

Pelatih yang pernah menjadi direktur teknis di Korea Selatan itu menilai yang menjalani suka duka bertarung di lapangan adalah tim pelatih dan pemain. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana pemain menjalani permainan sehari-hari, latihan, dan tekanan saat pertandingan.

“Tentu saja pemain pasti bingung menghadapi tekanan dari luar. Tim lain dengan materi bagus, pasti mudah mengatasi hal itu. Sementara tim kita yang banyak berusia muda, harus belajar menghadapi pressure itu,” jelasnya.

Robert tak ragu memberi motivasi dengan memuji pemainnya, tidak hanya pemain inti, tetapi juga pemain muda Arema. “Saya senang kepribadian dan mental Along (Noh Alam Shah), Pierre (Njanka), Zul (Zulkifli) dan Hermawan,”


Dalam satu kesempatan, Robert juga memuji striker muda Arema, Dendi Santoso, “Dendi adalah pemain muda yang potensial, dia memiliki talenta. Kita tidak memainkan Dendi langsung sebagai starter, tetapi memberi dia kesempatan bermain meski hanya di babak kedua,”

Dendi pun membalas kepercayaan pelatih saat mencetak gol pertamanya di tim senior Arema ke gawang Persiba Balikpapan, meski gol itu tidak mampu menolong Arema dari kekalahan pertama di kandang sendiri musim ini.

Robert memiliki visi jauh ke depan, melebihi perkiraan kita semua. Tidak hanya dengan mengganti “Arema Malang” menjadi “Arema Indonesia” tetapi juga memikirkan bagaimana tim Merah Putih mampu berbicara di level regional dan Asia.


Kiper Arema, Kurnia Meiga, dinilai Robert sebagai talenta muda kiper terbaik yang pernah dia lihat di Asia Tenggara. Saat masih di Korea Selatan, Robert pernah merekomendasikan kiper seperti Meiga untuk berlatih di salah satu klub Inggris.

“Saya exciting sekali dengan Meiga, dia masih 19 tahun, tapi sudah membuktikan kualitasnya di Liga Super Indonesia,” kata Robert yang menilai bakat Entong -sapaan Kurnia Meiga- tak hanya bagus untuk Arema saja, tetapi juga merupakan aset timnas Indonesia di masa depan.

Apapun hasil yang diraih Arema di Makassar dan Balikpapan pada dua laga away perdana di putaran kedua, akan menjadi tantangan tersendiri bagi tim pelatih, pemain, manajemen, dan Aremania untuk berupaya mempertahankan prestasi yang mereka raih di putaran pertama. ((onn/mps/Zul)www.ongisnade.net)

Selasa, Februari 09, 2010

Ongisnade Player of the Month edisi Januari

Striker Arema Indonesia, Noh Alam Shah, terpilih sebagai Ongisnade Player of the Month edisi Januari.

Pemain bernama lengkap Mohammed Noh Alam Shah Bin Kamarezaman itu unggul telak dengan prosentase 62% dengan 1.642 pemilih dari total 2.650 vote melalui ONGISNADE.

Di urutan kedua adalah Ridhuan Muhamad yang memperoleh 15,8 persen suara, menyusul berikutnya adalah Roman Chmelo, Ahmad Bustomi, dan trio pemain muda Arema, Dendi Santoso, Kurnia Meiga, dan Irfan Raditya.

Alam Shah memang pantas mendapat predikat pemain terbaik Arema bulan lalu. EMPAT gol pemain kelahiran 3 September 1980 itu dalam LIMA pertandingan berperan besar membawa Singo Edan juara paruh musim Liga Super 09/10.

Bahkan, selama bulan Januari, Arema selalu menang setiap kali Along -julukan Alam Shah- mencetak gol. Simak statistik di bawah ini.

Catatan Gol Alam Shah selama bulan Januari
27/1 – Arema vs PSM Makassar 3-0 GOL
24/1 – Arema vs Persiba 1-2
20/1 – Persik vs Arema 0-1 GOL
16/1 – Persebaya vs Arema 2-0
10/1 – Arema vs Persema 3-1 GOL (2)
di timnas Singapura
6/1 – Singapura vs Iran 1-3 GOL

PSM Makassar menjadi ujian pertama bagi Alam Shah khususnya dan seluruh punggawa Arema mempertahankan posisi mereka sebagai yang terbaik di Liga Super Indonesia musim ini, meski dalam perjalanannya sempat diguncang berbagai masalah internal.