Rabu, Juli 27, 2011

ISLAM ADALAH AGAMA YANG MUDAH


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas



Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam adalah agama yang tidak sulit. Allah Azza wa Jalla menghendaki kemudahan kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka. Allah Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rahmat.

"Artinya : Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiyaa’: 107]

Allah menurunkan Al-Qur'an untuk membimbing manusia kepada kemudahan, keselamatan, kebahagiaan dan tidak membuat manusia celaka, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.

"Artinya : “Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah; melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.” [Thaahaa: 2-4]

Sebagai contoh tentang kemudahan Islam:

Senin, Juli 25, 2011

Golden Time for Gold : Karakteristik Investasi Emas Anda


Oleh : Ahmad Ghozali
Kapan saat terbaik (golden time) untuk membeli emas? Pertanyaan ini seringkali diajukan ketika saya menyampaikan kondisi terkini dari harga emas. Tapi lucunya, saat harga naik banyak yang tidak membeli dengan alasan khawatir harganya sudah terlalu mahal. Dan saat harga sedang turun, banyak juga yang tidak mau membeli dengan alasan karena khawatir harganya akan terus turun.



Untuk mereka yang beralasan seperti itu, saya rasa memang bukan masalah harga, tapi memang belum siap untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk emas. Belum siap dalam arti belum siap menerima risiko, atau memang belum ada rencana pembelian emas dalam rencana keuangannya.



Tapi bagaimana jika memang sudah memiliki dana untuk membeli emas, hanya saja masih ragu dengan harga yang terus berubah hampir setiap hari? Kapankah saat yang tepat untuk membeli emas?

Jumat, Juli 22, 2011

Kegagalan Euro, Kegagalan Uang Kertas...


Ketika 18 tahun lalu sebagian besar negara-negara anggota Uni Eropa menyepakati Perjanjian Maastricht untuk menggunakan mata uang tunggal Euro, dunia ikut antusias menyambutnya. Saat itu seolah ada harapan akan lahirnya mata uang baru yang bisa digunakan sebagai reserve currency, dan mengurangi ketergantungan dunia terhadap US Dollar. Untuk beberapa tahun di usia awalnya memang Euro berkinerja menarik, daya belinya menguat sampai usianya yang ketujuh. Namun ternyata sama seperti mata uang kertas lainnya, Euro nampaknya tidak akan mampu bertahan sampai usia lanjut.
Sejak menginjak usia ke delapan sampai kini di usia yang kedelapan belas, Euro terus kehilangan daya belinya. Terhadap emas daya beli Euro sekarang hanya kurang dari 1/3 dibandingkan dengan daya belinya ketika lahir 18 tahun lalu. Ilustrasi grafik dibawah menggambarkan situasi ini. Dibandingkan dengan US$ memang Euro masih relatif baik, tetapi ini karena US$-nya yang berkinerja sangat buruk beberapa tahun terakhir. Kinerja yang sesungguhnya dapat dilihat pada daya belinya terhadap emas yang terus merosot.
Kegagalan EuroKegagalan Euro
Kegagalan Euro ini menambah panjang daftar pelajaran bagi kita – bahwa tidak satu-pun mata uang kertas yang mampu mempertahankan daya belinya dalam jangka menengah apalagi dalam jangka panjang. Bila Euro saja yang dilahirkan di jaman modern dengan dukungan sejumlah besar negara-negara di zona ekonomi paling maju di dunia – tidak mampu mempertahankan eksistensinya dalam jangka panjang, lantas apakah kita bisa yakin bahwa mata uang yang kekuatannya hanya mengandalkan ekonomi satu negara yang biasa-biasa saja – akan mampu bertahan ?. Inilah yang perlu kita antisipasi, agar kita tidak menjadi korban kegagalan mata uang kertas yang setidaknya sudah dua kali terjadi di negeri ini yaitu tahun 1965/1966 ketika terpaksa diberlakukan sanering Rupiah, dan 1997/1998 ketika daya beli uang kita turun tinggal ¼-nya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk dapat menghindari dampak buruk dari penurunan daya beli uang kertas (apapun namanya) ini ?.

Rabu, Juli 13, 2011

Bermimpi Mengatur Negeri, Agar Negeri Tidak (Jadi) Bangkrut


Membaca berita di harian Republika dua hari ini (04-05/07/11) dengan judul “Belanja Pegawai Dorong Kebangkrutan dan “Belanja PNS Tak Terkontrol” membuat saya miris melihat angka-angka yang disajikannya. Betapa tidak, belanja pegawai di APBN kita telah naik dua kalinya selama empat tahun terakhir, sementara pertumbuhan APBN-nya sendiri sangat jauh dibawah pertumbuhan biaya pegawai yang mencapai rata-rata di kisaran 19% per tahun ini. Pertanyaannya adalah dengan belanja yang begitu besar tersebut apakah kesejahteraan pegawai negeri selama empat tahun terakhir melonjak dua kalinya ?. Bagaimana dengan kesejahteraan rakyatnya ?.
Belanja pegawai yang naik 2 kalinya tersebut ternyata sangat dekat dengan teori peluruhan daya beli mata uang kertas yang saya tulis lebih dari setahun lalu. Artinya kenaikan belanja pegawai yang lebih dari 3 kali pertumbuhan ekonomi rata-rata ini sebenarnya kurang lebih hanya setara dengan apresiasi harga emas pada periode yang sama. Bila harga emas ini kita gunakan sebagai cerminan daya beli atau tingkat kemakmuran baku – maka selama empat tahun terakhir rata-rata pegawai negeri memiliki tingkat kemakmuran yang relatif tetap.
Membengkaknya Biaya PegawaiMembengkaknya Biaya Pegawai

Selasa, Juli 12, 2011

Malaikat itu ternyata............(Part I)


Suatu hari di ibukota yang panas menyengat, seorang lelaki tua –sebut saja Pak Joko- sedang berjalan di pinggir jalan dengan memanggul bungkusan di pundaknya. Ada bayangan rasa keletihan dari raut muka Joko yang sedang berjuang mencari sesuap nasi di kerasnya ibukota. Tapi rasa letih itu ia kesampingkan sejenak sampai dia tiba di daerah pinggiran pasar yang ramai dan penuh sesak. Ketika ia telah berdiri di sebuah warung makan kecil yang ada di sudut pasar, seketika rasa laparnya muncul. Sedetik kemudian ia pun telah duduk di pinggir warung tersebut untuk beristirahat sejenak. Dalam pikirannya ia sebenarnya ingin makan di warung itu, tapi apa daya hari itu ia belum mendapatkan sepeser rupiah pun dari pekerjaannya sebagai pengumpul plastik bekas.
                Tak berapa lama ia duduk datanglah seorang pemuda berambut gondrong yang akan memasan makanan di warung tersebut. Beberapa saat duduklah sang pemuda di samping Pak Joko. Sebelum Toni-nama sang pemuda gondrong tersebut- memesan makanan, terlibatlah kedua lelaki itu dalam suatu percakapan.
                “ Panas sekali ya Pak siang ini, biasanya jam-jam segini udah turun hujan lebat“, ujar Toni memulai percakapan.
                “ Iya nak, panas banget hari ini, serasa matahari dah di atas ubun-ubun ‘, timpal Pak Joko.
                “ Bapak darimana ? habis kerja berat ya, kok kelihatannya letih sekali Pak?” tanya Toni
                “ Ah…tidak nak…bapak cuma kebetulan lewat saja “, elak Pak Joko yang sebenarnya dalam hatinya dia memang merasa letih ditambah belum ada makanan sesuap pun yang masuk ke kerongkongannya.
                “ Bapak belum makan ya? Saya mau pesan makanan nih…gimana kalau Bapak saya pesankan juga ?” tawar si Toni.
                “ Ah…nggak usah nak…bapak masih kenyang kok….belum merasa lapar “, elak Pak Joko lagi.
                Melihat Pak Joko yang kelihatannya lapar dan letih, Toni merasa kasihan dan memikirkan suatu ide bagaimana caranya dia bisa membelikan makanan buat Pak Joko tanpa membuatnya merasa tersinggung. Sedetik kemudian Toni memesan 2 porsi nasi campur dan 2 gelas es the ke penjual makanan.

kelanjutannya tunggu saja ya...n kalo mw koment tentang cerita ini ato mw kelanjutannya kayak gimana ane dengan senang hati menerimanya
                

Minggu, Juli 03, 2011

Bagaimana Cara Memulai Wirausaha agar Sukses


Saat ini banyak orang terpikir untuk memulai usaha sendiri. Tak aneh memang, di saat lapangan kerja yang makin sulit, atau kalaupun telah bekerja namun penghasilan masih belum mencukupi kehidupan sehari-hari. Atau kalaupun sudah mencukupi, tapi waktu untuk keluarga justru tak ada. Maka, memulai usaha sendiri menjadi pilihan untuk mengubah kondisi itu.
Akan tetapi masih banyak juga yang tak kunjung mau ACTION memulai wirausaha. Mengapa? Konon, ada banyak hambatannya. Yang bila kita tanya pada orang yang belum memulainya, banyaknya hambatan tersebut bisa dari A sampai Z.
Ok… saya paham, tiap orang itu unik. Tiap orang punya kondisinya masing-masing yang tak bisa disamaratakan. Namun, secara umum, orang yang tak kunjung mencoba wirausaha, biasanya alasannya karena di bawah ini.
  1. Modal. Sering orang yang berniat memulai usaha, modal menjadi kambing hitam. Modal di sini diidentikkan dengan uang. Karena tak memiliki modal uang yang mencukupi, maka tak kunjung mulai usaha.
    Ya, saya tahu modal uang itu penting. Tapi ada banyak modal lain yang saya kira juga tak kalah penting seperti jaringan atau bahkan diri anda sendiri. Kejujuran, ketekunan dan sikap pantang menyerah yang anda miliki adalah modal besar untuk sukses berwirausaha.
    Banyak cerita juga bagaimana banyak wirausahawan sukses lahir bukan karena berlimpah-ruahnya modal uang, tapi modal sosial atau modal yang ada dalam dirinya.
    Kalau yang mau memulai usaha online, bisa dicoba bisnis afiliasi, seperti afiliasi Mr Action Club dan Aset Virtual contohnya. Ini usaha yang tanpa modal uang. Tinggal promosi dan hasilkan komisi.
  2. Tak tahu bagaimana cara memulai usaha. Anda tak tahu bagaimana cara memulainya, sehingga tak kunjung mulai usaha. Kalau yang ini, mau tak mau anda harus belajar.
    Belajar tak harus seperti orang yang sekolah datang ke ruang kelas, tapi anda bisa diskusi atau ngobrol dengan orang yang telah mulai usaha. Anda serap ilmunya dan tinggal praktekkan.
Dan mungkin banyak lagi hambatan lainnya…
Tapi semua itu, menurut saya, akar masalahnya  terletak pada mindset. Bagi yang belum terbentuk mindset bisnisnya, mungkin terasa tak mudah untuk memulainya.
Kalau yang sebelumnya sudah punya penghasilan tetap, tiba-tiba terbayang harus beralih ke kondisi yang tak pasti. Tak jelas berapa penghasilan yang diperoleh bulan depan, belum jelas bagaimana usaha yang akan dicobanya nanti, dst.
Ketakutan dan kekhawatiran semacam itu mampu menahan mereka untuk tidak kunjung ACTION memulai usaha sendiri.
So, bagaimana?
Asah mindset bisnis anda. Bergaul dengan orang-orang yang berwirausaha bisa membantu mengasah mindset bisnis anda. Bukan saja anda belajar cara teknisnya, tapi juga belajar dari suka-duka yang mereka lalui sebagai wirausahawan.
Langkah lain yang “relatif aman” adalah dengan memulainya sebagai bisnis sampingan. Tanpa melepaskan pekerjaan saat ini, sambil mulai mencoba buka usaha sendiri. Dengan demikian, diharapkan mindset bisnis perlahan semakin teruji.
Sebab wirausaha itu butuh praktek, butuh ACTION!
Kalau anda belum juga mulai usaha, ada baiknya anda lihat ke dalam diri anda sendiri. Ada apakah dengan diri anda?
Menurut saya, seorang wirausahawan itu punya ciri atau karakter yang terangkum dalam kata ACTION.

A = ACTION

Action atau tindakan adalah karakter wirausaha. Menjadi wirausaha berarti mau mengambil inisiatif, mau melakukan ACTION, mau mengambil tindakan untuk mengambil peluang yang ada. Wirausahawan bukan sosok yang mudah berdiam diri. Mereka mengutamakan tindakan dalam kesehariannya.

C= CREATIVE

Wirausahawan itu sosok kreatif. Mereka mampu menciptakan/mengembangkan sesuatu yang mungkin sebelumnya dianggap biasa atau bahkan mustahil oleh banyak orang. Kreativitas tersebut membuatnya berhasil membuat nilai tambah dalam apapun yang digelutinya. Masalah mampu diubahnya menjadi peluang.
Mereka juga kreatif untuk menghadapi tantangan usaha yang dihadapi. Tantangan yang kian besar justru memompa semangatnya untuk lebih kreatif dalam menghadapi tantangan usaha.

T= TRUST

Wirausahawan memegang trust sebagai prinsip hidupnya. Dalam pengertian ke luar diri, trust berarti tekad untuk memegang kepercayaan konsumen. Mereka sadar, kepercayaan adalah modal utama dalam bisnis.
Ke dalam diri, trust berarti percaya pada dirinya, pada apa yang di-ACTION-kannya. Wirausahawan punya rasa percaya diri untuk melakukan ACTION.

I = INDEPENDENT

Independent atau kemandirian menjadi jiwa wirausahawan. Mereka ingin bebas, ingin mengatur hidupnya sesuai yang dia mau. Wirausaha mandiri ingin bekerja untuk dirinya sendiri. Mereka mau mewujudkan impian-impiannya lewat usaha mandirinya itu.
Kemandirian tersebut juga membuatnya sadar akan resiko yang mungkin terjadi, dan dia siap menanggungnya sebab telah memilih jalan wirausaha.

O= OPPORTUNITY

Opportunity atau kejelian melihat peluang/kesempatan adalah ciri wirausahawan. Dimana-mana dia temukan ide ide bisnis yang bisa menjadi peluang bisnis baru.
Kejeliannya melihat peluang tersebut bukan saja menghasilkan uang bagi dirinya sendiri, tapi banyak orang lainnya.

N = NO QUIT

Wirausahawan sejati tak pernah menyerah. Mereka tak pernah berhenti ACTION. Kegagalan tak pernah dianggapnya sebagai kegagalan. Setiap kali jatuh, dengan cepat mereka bangkit dan ACTION lagi. Mereka percaya kesuksesan itu pasti akan datang.
Kesuksesan itu tak datang tiba-tiba. Tapi melalui proses penuh keringat. Dan semuanya itu akan terbayar lunas saat menjadi wirausaha sukses.
Sempat beberapa waktu lalu dalam diskusi dengan Pak Imanuel Ginting dalam komentar di postingan Siapkah Menghasilkan Uang dari Internet secara Full Time?saya katakan…
“Saat melihat seseorang yang sudah sukses, pelajari juga proses jatuh bangunnya. Sebab itu akan mengasah mental entrepreneur kita.”
Mari ACTION! Jangan tunda lagi. Setiap detik yang ditunda untuk memulai sesuatu, berarti anda sendiri yang menundanya untuk lekas terwujud.
Salam ACTION!