Senin, Juni 20, 2011

Ayo Kuasai Perdagangan, Agar Kita Tidak Meninggalkan Anak-Anak Yang Lemah...


Dalam sejarah panjang umat Islam yang umurnya lebih dari 14 abad, tidak banyak yang menyadari bahwa kita yang di belahan bumi Nusantara ini pernah menjadi titik yang ikut melemahkan kekuatan ekonomi umat Islam di muka bumi. Kapan itu terjadi ?, yaitu ketika negeri ini dijajah selama 350 tahun oleh Belanda, yang kemudian menguasai sumber daya dan mengeruk hasilnya dari bumi Nusantara ini. Dengan ketidak mampuan kita mempertahankan kedaulatan kita saat itu, bukan hanya penduduk negeri ini saja yang dikalahkan – tetapi sejatinya seluruh kekuatan umat ikut dilemahkan.
Pelemahan kekuatan ekonomi kekhalifahan yang antara lain di trigger oleh pendudukan penjajah Belanda atas bumi Nusantara ini dapat saya kutipkan dari bukunya Bernard Lewis yang berjudul “What Went Wrong?: The Clash Between Islam and Modernity in the Middle East” sbb :
Dalam periode yang sangat panjang, kopi dan gula diimpor ke Eropa dari atau melalui Timur Tengah. Tetapi kemudian kekuatan kolonial (Eropa) menemukan jalan untuk menanam kopi dan gula (tebu) seluas-luasnya dengan cara yang murah di negeri—negeri jajahan mereka. Mereka melakukan ini dengan seluruh kekuatan sehingga mereka sukses, sampai mereka mampu mengekspor kopi dan gula ke wilayah Kekhalifahan Turki Ustmani. Di akhir abad 18 bila seorang Turki atau seorang Arab menikmati kebiasaan tradisionalnya – meneguk secangkir kopi manis – sangat besar kemungkinannya bahwa kopinya dari Jawa yang diduduki Belanda atau Amerika Latin yang diduduki Spanyol, sedangkan gulanya dari dari West Indies yang diduduki Inggris atau Perancis, hanya air panasnya saja yang lokal (Turki atau Arab)”.
Jadi ketika kita lemah sejatinya bukan hanya kita saja yang lemah, tetapi seluruh umat ini ikut lemah. Dalam contoh diatas, ketika kita bisa dijajah oleh Belanda dan mereka mengeruk hasil bumi (kopi) yang murah dari Nusantara ini – ternyata kopi tersebut bukan hanya mereka nikmati di negaranya sendiri – tetapi di ekspor ke negeri kekhalifahan dan melemahkan kekekuatan ekonomi negeri-negeri tujuan ekspor tersebut.
Maka di dalam Al-Qur’an-pun kita diingatkan untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” ( QS 3 : 9).
Gejala-gejala melemahnya generasi kita dan anak – anak kita di jaman ini sesungguhnya juga begitu gamblang. Munculnya orang mati karena kelaparan, 80 % penduduk negeri ini berpenghasilan kurang dari 20 % nishab zakat, dan berbagai indikator lain yang akan mudah kita pahami bila kita mampu dan mau merangkai informasi ‘connecting the dots’ dan mengambil pelajaran dari situasi yang tidak menyenangkan ini.
Data lain yang saya peroleh yang sangat menyedihkan adalah data FAO (Food and Agriculture Organization) yang keluar tahun lalu yang tersaji dalam grafik di bawah. Daerah yang berwarna gelap adalah daerah yang mengkonsumsi daging tinggi, semakin terang semakin sedikit konsumsi daging-nya. Anda bisa lihat warna untuk negeri kita ? sangat terang !. Bila rata-rata penduduk di dunia mengkonsumsi daging 46.6 kg per tahun, kita hanya mengkonsumsi 11.14 kg per tahun.
Meat Consumption by CountryMeat Consumption by Country

Dalam hal konsumsi daging ini, kita berada di nomor urut 156 dari 177 negara yang datanya ada di FAO. Jauh dibawah tetangga kita sendiri seperti Brunei yng di no urut 52 (65 kg), Malaysia no urut 75 (48.99 kg) dan bahkan Timor Leste yang berada di no urut 107 (31.37 kg). Apakah ini karena negara kita besar sekali jumlah penduduknya sehingga rata-ratanya menjadi rendah ?, tidak juga !, China yang jumlah penduduknya lebih dari 5 kali jumlah penduduk kita – mereka berada di nomor urut 68 dengan konsumsi daging 53.45 kg per kapita per tahun !.
Dari konsumsi daging yang begitu rendah inilah yang antara lain berakibat langsung pada penurunan tinggi badan dari anak-anak yang lahir di negeri ini. Yang perlu kita juga sangat khawatirkan adalah konsumsi protein yang sejalan dengan konsumsi daging tersebut diatas – yaitu dibawah rata-rata dunia seperti dalam grafik dibawah. Kita perlu kawatir karena kurangnya konsumsi protein bisa berakibat pada penurunan kecerdasan anak-anak negeri ini.
Protein Intake Protein Intake

Mengapa kita perlu tahu informasi-informasi seperti ini ?, bukan untuk mengeluh atau menyalahkan siapapun di negeri ini. Dengan informasi yang kita rangkai ini, kita berharap bisa berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan. Tidak penting besar kecilnya upaya yang bisa kita lakukan, tetapi bila banyak-banyak penduduk negeri ini berniat dan mulai berbuat sesuatu untuk menolong diri kita, anak-anak kita dan umat secara keseluruhan, mudah-mudahan ini bisa mengundang pertolongan Allah yang tiada batas kekuasaanNya.
Apa konkritnya yang bisa kita lakukan ?. Anda bisa mulai dari apa yang Anda punya ilmunya, punya pengalaman atau ketrampilannya. Yang jelas di negeri tropis ini tidak terhitung jenis hewan yang dagingnya halal untuk dimakan – yang mudah dibudi-dayakan. Dari ayam, itik, kambing, domba, sampai kerbau dan sapi semuanya bisa hidup baik di negeri ini. Apakah susah untuk menumbuh kembangkan hewan-hewan ini agar dagingnya tersedia cukup dengan harga yang terjangkau untuk anak cucu kita ?. Insyaallah tidak sesulit merancang pesawat terbang atau pembangkit listrik tenaga nuklir – yang katanya-pun mampu dilakukan pemuda-pemudi terbaik negeri ini.
Ilmunya jelas ada karena begitu banyak lulusan peternakan dan kedokteran hewan dari S1, S2 dan S3 di Indonesia. Sumber daya alam-nya juga begitu mendukung, lantas mengapa sampai kita menjadi bangsa yang kurang mampu dalam hal konsumsi daging dan protein ini ?. Yang belum cukup mungkin adalah para pedagang dan pengusaha yang bukan hanya mengejar keuntungan sesaat, tetapi pedagang dan pengusaha yang menyadari kedudukan strategisnya dalam membangun kekuatan umat dalam jangka panjang.
Yang juga masih kita perlukan lagi adalah kepemimpinan yang bervisi, yang mampu merangkai informasi dan menentukan arah perjalanan bangsa secara confident, memprioritaskan kepentingan yang luas yaitu fokus pada memakmurkan umat atau rakyatnya.
Dan bagi kita kebanyakan rakyat biasa - bukan pemimpin negeri dan belum menjadi pedagang atau pengusaha , waktunya berhenti untuk mengeluh dan mencerca polah tingkah pemimpin dan wakil rakyat kita yang sibuk dengan urusan kelompoknya masing-masing, waktunya untuk berbuat apa yang kita bisa. Untuk memotivasi diri kita ini, ada buku bagus yang terbit sekitar 7 tahun lalu yang di tulis oleh Muhammad Ali Haji Hasyim dengan judul “Bisnis Satu Cabang Jihad” (Pustaka Al-Kautsar, 2003).Buku ini banyak memberi contoh amal-amal shalih yang bisa kita lakukan yang bernilai jihad, yaitu mulai ber-bisnis. Argumennya jelas dan sangat masuk akal, bahwa jihad dalam pengertian perang-pun selalu membutuhkan jiwa dan harta – dari mana harta ini di peroleh secara halal ?, ya dari perdagagangan atau bisnis yang halal.
Perlunya harta untuk memenangkan pertempuran dan mempertahankan kejayaan umat ini menjadi jelas kaitannya manakala kita melihat sejarah bangsa ini yang ditaklukkan penjajah awalnya melalui perdagangan, dan bagaimana hanya gara-gara perkebunan dan perdagangan kopi kita dikuasai penjajah – bukan hanya kita yang kalah, tetapi kita juga telah ikut melemahkan kekuatan ekonomi Kekhalifahan Turki Ustmani di awal tulisan ini – yang akhirnya juga berujung pada keruntuhannya.
Dengan usaha insyaAllah kita bisa menyiapkan generasi yang makan daging dan protein secara cukup, kemudian dengan pendidikan yang baik dari para ustadz dan para pendidik – insyaallah generasi anak-anak kita akan menjadi generasi unggulan, yang menjadi titik kekuatan umat di masa depan bukan menjadi titik lemah seperti yang terjadi sejak Belanda menjajah negeri ini sekian ratus tahun lalu. InsyaAllah !.

Kamis, Juni 16, 2011

Memakmurkan Rakyat Dengan Pasar, Bukan Dengan Mencetak Uang Banyak-Banyak


Ini adalah cerita nyata dari negeri yang mengaku dirinya sebagai negeri adi kuasa. Al kisah hampir tiga tahun lalu negeri itu menjadi pemicu krisis keuangan global, yang dampaknya nyaris merambah ke seluruh dunia. Karena mereka mengira bahwa supply uang-lah yang bisa mengatasi krisis tersebut, maka banyak-banyak uang Dollar dicetak. Sejak krisis memuncak September 2008 hingga kini, konon bank sentral-nya negeri itu – Federal Reserve – telah ‘mencetak uang’ dari awang-awang sebanyak US$ 1.6 trilyun. Teratasikah krisis mereka dengan injeksi uang yang luar biasa banyaknya tersebut ?. Ternyata tidak...!.
Data resmi inflasi yang dikeluarkan pemerintah negeri itu setahun terakhir memang hanya 3.2 % (data per April 2011), tetapi banyak pihak di negeri itu sendiri yang meragukan kebenarannya – diantaranya adalah Shadow Government Statistics yang meng-klaim inflasi sesungguhnya bisa lebih dari dua kalinya.
Menurut saya sendiri pengukuran inflasi yang paling akurat adalah dengan menggunakan indikator harga emas – karena adanya bukti yang sahih bahwa daya beli emas ( yang direpresentasikan oleh Dinar) adalah stabil sejak jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam – yaitu satu Dinar untuk satu ekor kambing kelas baik.
Dengan menggunakan indikator kenaikan harga emas, kita tahu bahwa sejak krisis memuncak September 2008 dan pemerintah negeri itu mulai mencetak uang dengan skala besar, harga emas telah melonjak lebih dari dua kalinya dari kisaran US$ 750/Oz ke angka diatas US$ 1,500/Oz hari-hari ini.
Apa ini artinya ?, bila Anda hidup di negeri tersebut dengan uang Dollar-nya dan penghasilan Anda dalam Dollar tidak bisa naik dua kalinya atau lebih selama tiga tahun terakhir – maka Anda akan merasakan penurunan kemakmuran. Bentuknya adalah barang-barang kebutuhan Anda menjadi lebih berat untuk Anda beli.
Pemerintah negeri itu yang menggunakan teori Keynesian – yaitu teorinya John Maynard Keynes (1936) bahwa negaralah yang paling efektif dalam mempengaruhi siklus ekonomi – yang kemudian diaplikasikan dengan tindakan bank sentral mengendalikan jumlah uang dan kebijakan fiskal pemerintah – ternyata gagal dalam mengatasi krisis, yang berarti juga gagal dalam mempertahankan kemakmuran rakyatnya.
Di dunia barat sendiri sebenarnya pendekatan Keynesian ini tidak sedikit yang menentangnya. Adalah Frederich August Von Hayek – pemenang hadiah Nobel ekonomi tahun 1974 – yang juga pendukung teori Austrian, yang antara lain menjadi penentang utamanya.
Dalam bukunya yang kondang “Denationalisation of Money : The Argument Refined” (The Institute of Economic Affairs, London – 1990) , Hayek bahkan menuduh bahwa kebijakan moneter bank sentral lebih merupakan penyebab terjadinya depresi di suatu negara ketimbang menyembuhkannya. Lebih jauh dalam teori Austrian ini, pemerintah atau bank sentral tidak seharusnya ‘mencetak uang’ atau setidaknya tidak menjadi satu-satunya pihak yang mencetak uang.
Uang bisa saja dikeluarkan oleh pihak manapun (termasuk swasta) – yang akan digunakan dan dipercayai masyarakat sejauh daya belinya bisa dijaga konstant terhadap sekumpulan barang-barang yang dibutuhkan di masyarakat tersebut. Sebaliknya juga demikian, uang yang dikeluarkan oleh bank sentral atau oleh pemerintah sekalipun – bila daya belinya tidak bisa dijaga – maka dengan sendirinya akan ditinggalkan masyarakat. Pendapat ini juga diamini oleh penulis kondang yang dianggap ‘dewa’-nya ekonom futuristis barat – yang konon prediksi ekonominya terbukti benar dalam dua dasawarsa terakhir – John Naisbitt dalam bukunya Mind Set ! (2006).
Masih segar diingatan kita peristiwa krisis moneter 1997/1998 di Indonesia, ketika warga negeri ini yang kaya rame-rame memindahkan uangnya dari Rupiah ke Dollar atau mata uang asing lainnya karena Rupiah yang daya belinya anjlog tinggal ¼-nya selama krisis kala itu. Hal yang sama terjadi di negeri-negeri ekonomi kuat dunia saat ini yang mulai meninggalkan Dollar atau setidaknya mengurangi ketergantungannya terhadap Dollar – karena meskipun Dollar adalah uang resmi yang dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang dari negeri adi kuasa – kenyataan menunjukkan bahwa daya belinya terus merosot.
Ketika masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap uang resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, apa yang mereka lakukan ?. Selain menukarnya dengan mata uang lain , masyarakat juga ‘mengaman’-kan uangnya dalam bentuk benda-benda riil seperri rumah, mobil, sawah, kebon dan lain sebagainya.
Tetapi rumah, mobil dan sejenisnya bukanlah komoditi yang mudah dipertukarkan, maka dia tidak menjadi uang yang sesungguhnya. Uang yang sesungguhnya adalah komoditi yang liquid – mudah dipertukarkan dan nilainya terbentuk oleh mekanisme pasar sempurna – tidak diintervensi oleh siapapun.
Maka dalam Islam, referensi yang sahih untuk uang adalah hadits riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (denga syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai”.
Pertanyaan berikutnya adalah dimana barang-barang tersebut dengan mudah dipertukarkan atau diperjual belikan ?. Ya tentunya di pasar !. Maka mungkin inilah pelajarannya, mengapa Rasulullah SAW mendirikan pasar sedari dini terbentuknya negara Madinah– karena melalui pasar-pasar inilah umat atau rakyat saling memenuhi kebutuhan hidupnya – saling memakmurkan.
Pelajaran berharga ini hendaknya yang perlu menjadi prioritas para pemimpin yang ingin memakmurkan rakyatnya, tidak perlu terlalu banyak meributkan ‘pencetakan’ uang – tetapi kerja keraslah untuk memutar barang di pasar-pasar ! – Insyaallah rakyat akan bisa lebih cepat makmur. Wa Allahu A’lam.

Kamis, Juni 09, 2011

Setelah Kelantan dan Utah, Bagaimana Dengan Kita...?



Entah siapa yang lebih pinter dan lebih berpikiran maju di era tidak berdayanya mata uang kertas dalam menghadapi krisis financial global yang masih segar di ingatan kita, tetapi ada tiga peristiwa penting yang bisa jadi pelajaran kita yang terjadi dalam setahun terakhir ini dalam hal mata uang dunia. Di Indonesia pekan lalu tanggal 24 Mei 2011, di Komisi XI DPR RI seluruh fraksi menyetujui RUU Mata Uang untuk selanjutnya dibawa ke rapat Paripurna untuk mendapatkan pengesahan. Di Amerika Serikat, salah satu negara bagiannya yaitu Utah dua bulan sebelumnya tepatnya tanggal 25 Maret 2011 – Gubernur negara bagian itu secara resmi menanda tangani apa yang disebut Utah Legal Tender Act, yang intinya mengakui koin emas dan perak sebagai salah satu uang resmi yang bisa di gunakan di negara bagian itu.
Utah sebenarnya bukan negara bagian yang pertama yang secara resmi mengakui koin emas dan perak sebagai uangnya, di negeri tetangga kita negara bagian Kelantan - Malaysia sudah mendahuluinya hampir satu tahun lalu untuk secara resmi menggunakan koin emas Dinar dan koin perak Dirham sebagai uang di negara bagiannya.
Yang bisa menjadi pelajaran menarik adalah alasan di belakang kerja keras melawan arus yang dilakukan oleh para legislator yang berhasil meng-goal-kan koin emas dan perak tersebut sebagai uang resminya. Mengapa mereka sampai mau bersusah payah ‘melawan’ negara federal yang hanya mengakui uang kertas-nya sebagai uang resmi dengan meng-goal-kan koin emas dan perak juga sebagai uang resmi ?.
Di Kelantan selain mereka tahu keperkasaan daya beli Dinar dan Dirham, upaya menggunakannya kini tidak terlepas dari upaya untuk menegakkan syariat – maka Dinar dan Dirham di negeri itu disebut sebagai Matawang Syariah. Mereka juga melakukan berbagai upaya untuk memasyarakatkan Matawang Syariah ini, selain untuk membayar sebagain gaji pegawai – mereka juga menjadikannya sebagai identitas tersendiri. Bahkan di bandara udara sebagai pintu masuk Kelantan orang akan disambut dengan tulisan “Negara Dinar dan dirham”.
Utah tentu saja tidak concern dengan syariat, tetapi juga membutuhkan uang dari emas dan perak ini karena mereka yakin bahwa Dollar-pun seharusnya di backed –up dengan emas atau perak. Krisis financial tiga tahun terakhir yang hingga kini belum sembuh benar, telah membuat masyarakat yang cerdas negeri bagian itu mengkawatirkan kebijakan-kebijakan Obama yang akan bisa membuat uang Dollar mereka collapse. Kekawatiran ini tentu saja amat sangat beralasan karena sebelum gejala krisis muncul awal 2007, untuk membeli 1 Oz emas hanya dibutuhkan uang kertas US$ 600-an dan kini hanya dalam waktu kurang lebih 4 tahun kemudian, untuk membeli 1 Oz emas yang sama dibutuhkan lebih kurang dua setengah kalinya yaitu US$ 1,500-an.
Di belahan dunia lain di negeri ini, para legislator kita yang saya yakin betul bahwa lebih banyaknya Muslim sehingga mereka tentunya paham bahwa nishab zakat ditimbang dengan Dinar atau Dirham dan bukan Rupiah, nishab pencuri dan uang diyat dlsb juga ditimbang dengan Dinar atau Dirham, tidakkah mereka ingin mengikuti legislator Kelantan yang menjadi facilitator bagi rakyat/umatnya untuk dapat melaksanakan syariat dengan lebih akurat ?.
Saya agak yakin pula bahwa mereka mestinya juga paham dengan apa yang terjadi dengan daya beli uang kertas dalam dua dasawarsa terakhir – lebih-lebih para legislator ini pastinya sudah memasuki usia dewasa ketika uang kertas kita nyaris lumpuh dan daya belinya anjlog tinggal seperempatnya pada krisis 1997/1998. Melalui kehancuran mata uang kertas ini pula, sejumlah besar asset terbaik negeri ini berpindah tangan – mulai dari BUMN Telekomunikasi, perbankan sampai sejumlah industri kini berada ditangan asing – karena murahnya mereka membeli setelah Rupiah hancur pasca krisis 1997/1998 tersebut. Tidak-kah mereka tergerak untuk membangun ketahanan ekonomi berdasarkan uang yang kuat, yang daya belinya tidak bisa dipermainkan oleh para spekulan, yang daya belinya terbukti stabil lebih dari 1,400 tahun ?.
Tetapi sekali lagi kita tidak bisa hanya berandai-andai dan berharap pada manusia, kita bisa berbuat dengan apa yang kita bisa, mulai dari yang kita tahu – insyaAllah Allah akan membimbing kita dengan apa yang kita belum tahu. Hanya kepada Allah-lah kita berharap dan memohon pertolonganNya...Amin.

Senin, Juni 06, 2011

Inilah 10 Kumpulan Kata-Kata untuk Motivasi, Fokus dan ACTION (Seri Keenam)


Apa kabar rekan-rekan semua?
Saya doakan semoga selalu sehat dan sejahtera. Menyambung seri kata-kata motivasi, kali ini saya suguhkan kumpulan kata-kata untuk motivasi, fokus dan ACTION. Harapannya dengan kata-kata semangat ini akan menginspirasi anda untuk termotivasi, fokus dan ACTION. Sehingga hari-hari anda selalu diberkahi dengan ACTION-ACTION positif yang bermanfaat bagi diri anda dan orang banyak.
Inilah kumpulan kata-kata untuk motivasi anda semua.
  1. Sekarang adalah waktunya ACTION. Ketika saya telah menetapkan tujuan, saya segera melakukan ACTION dan terus melakukannya hingga tercapai. Saya belajar dari masa lalu, mempraktekkannya di masa sekarang, dan merencanakan untuk masa mendatang. Saya sekarang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah di segala situasi.
  2. Saya sekarang meletakkan seluruh isi pikiran saya pada ACTION saya sekarang. Semua action saya efektif. Saya mulai ACTION sekarang dan siap menerima apa yang saya inginkan.
  3. Dengan positive ACTION yang saya lakukan sekarang, saya mengubah lingkungan saya seperti apa yang saya inginkan sehingga menjadi lebih baik. Lewat ACTION cerdas, saya sekarang menciptakan keadaan seperti yang saya inginkan. Saya ACTION sekarang dengan segenap diri dan hati saya, dengan seluruh kekuatan yang saya miliki dan seluruh kekuatan pikiran saya untuk membuat lingkungan seperti yang saya inginkan. Saya pegang satu visi yang saya ingin capai dan saya bertindak sekarang untuk membuat visi itu menjadi kenyataan.
  4. Kemajuan yang terjadi pada saya berjalan cepat secepat ACTION yang saya lakukan. Setiap ACTION yang berhasil saya lakukan mendatangkan kesuksesan yang jauh lebih besar dan lebih besar lagi. Saya sekarang melakukan semua hal yang bisa dilakukan hari ini. Tidak menunda esok. Dan saya melakukan setiap ACTION seefesien dan seefektif mungkin. Saya selalu meletakkan usaha terbaik saya dalam tiap hal yang saya lakukan.
  5. Saya sekarang menggunakan kekuatan saya untuk meningkatkan kemampuan dan menguatkan karakter saya. Saya sekarang terhubung dengan kekuatan kehendak saya dalam pikiran dan ACTION saya. Saya sekarang mengarahkan kekuatan saya untuk fokus pada visi jelas dari apa yang saya inginkan. Kepercayaan dan tujuan saya terus berlanjut hanya fokus pada apa yang saya ingin capai.
  6. Saya selalu terhubung dengan pikiran positif dan ACTION cerdas untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Saya sekarang menambahkan dalam pikiran saya dengan ACTION yang jelas. Saya sekarang bersiap-siap untuk meraih sukses besar.
  7. Saya melakukan semua yang bisa saya lakukan dimanapun saya berada. Dengan ACTION cerdas yang bertumpu pada tercapainya tujuan, saya sekarang melakukan semua yang bisa saya kerjakan pada hari ini. Setiap ACTION yang saya lakukan efektif dan efisien.
  8. Setiap ACTION yang saya lakukan berbuah sukses. Saya sekarang memiliki keyakinan untuk membuat setiap ACTION saya adalah kesuksesan. Saya sekarang menempatkan semua kekuatan diri saya dalam setiap ACTION yang saya lakukan dengan penuh keyakinan bahwa apa yang saya lakukan itu akan menuai sukses.
  9. Saya hidup dan bertindak di masa sekarang. Dan saya bertindak dengan pikiran yang utuh dan tujuan yang fokus.
  10. Saya sekarang memiliki visi mental yang jelas untuk apa yang saya ingin dan saya ACTION-kan dengan penuh keyakinan dan tujuan untuk mengubah visi-visi yang saya punya menjadi kenyataan. Saya sekarang menempatkan kekuatan suksespada setiap ACTION yang saya lakukan. Saya melakukan tiap tugas dengan tujuan untuk peningkatan diri saya. Saya memegang keyakinan dan tujuan saya untuk meningkatkan kehidupan saya setiap waktu. Karena saya orang yang maju, saya selalu dikelilingi oleh melimpahnya kesempatan dan peluang baru tiap hari. Setiap kesempatan yang saya ikuti akan membawa pada kesempatan yang lebih besar lagi.
Semoga kata inspirasi dan kata-kata untuk motivasi, fokus dan ACTION di atas, bermanfaat untuk anda semua.
Salam ACTION!
By Joko Susilo 

Kamis, Juni 02, 2011

Ingin kaya raya, lima atau 10 tahun lagi

Ingin kaya raya, lima atau 10 tahun lagi? Mungkin banget. Tips ini akan membantu Anda mewujudkannya.

1. Tetapkan tujuan sejak awal
Ibarat melakukan perjalanan, pertama harus tahu dulu tujuannya. Kalau tidak, bisa berputar-putar saja, bahkan malah menghabiskan biaya. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang diinginkan 10 tahun ke depan. Punya mobil atau rumah, misalnya. Dengan semangat itu, Anda bisa jadi berhati-hati dalam pengeluaran dan terpacu untuk menabung. Sebaiknya siapkan rencana 5, 10, hingga 20 tahun.

2. Hiduplah dengan rencana itu
Belilah barang yang Anda butuhkan, dan bukan yang diinginkan. Terdengar sederhana, tapi godaan ini susah untuk dihindari. Tetapi, bila rencana Anda telah menancap di kepala dan hati, pasti deh keinginan membeli barang yang tak perlu akan pupus.

3. Hindari berhutang
Sekarang banyak sekali tawaran membeli barang dengan dicicil. Atau bentuk pinjaman lain untuk barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, tapi diinginkan. Tahan hati untuk tidak tergoda. Kecuali mungkin untuk sesuatu yang bisa dijadikan modal usaha, seperti pinjaman untuk kuliah lagi, atau pinjaman rumah. Hindari mengambil pinjaman yang cicilannya menghabiskan setengah dari penghasilan. Menurut ahli keuangan, jangan sampai berutang yang angsurannya membuat dompet menjerit.

4. Mari menabung
Kecil-kecil kalau dikumpulkan akan menjadi besar atau banyak. Berapa pun yang Anda sanggup, biasakan menabung. Anda bekerja untuk mendapatkan uang, jadi Anda berhak mendapatkan bayaran. Nah, uang yang Anda bayarkan pada diri sendiri itu yang ditabung. Tabungan ini selain disimpan untuk mencapai cita-cita lima sampai 10 tahun mendatang, berguna pula bila ada kebutuhan mendesak. Seperti biaya rumah sakit, atau bisa dipakai untuk tujuan jangka pendek seperti berlibur ke luar negeri.

5. No minimum payment
Punya kartu kredit enggak dosa. Bila dimanfaatkan secara tepat, Anda tidak akan terlilit utang kartu kredit. Apalagi sampai menjadi korban debt collector, duh... jangan sampai deh. Agar tidak terjerat, segera lunasi tagihannya setiap bulan. Siapkan dana di rekening untuk membayar setiap tagihan yang datang. Sekali lagi, bayar lunas ya. Jangan hanya membayar minimal tagihan. Semakin kecil Anda membayar tagihan bulanan, semakin lama lunasnya.

6. Investasi masa tua
Hidup bukan hanya untuk hari ini, melainkan juga untuk masa depan. Masa tua mungkin masih jauh di awang-awang, tapi tak ada salahnya dipikirkan dari sekarang agar masa tua Anda tetap kaya. Salah satunya, dengan mencoba berinvestasi. Banyak cara yang mudah dan sesuai dengan kemampuan di awal bekerja. Misalnya, membeli emas batangan tiap bulan 5 gram. Tetapi hasilnya, bisa dipetik setelah 10-15 tahun kemudian, dengan jumlah berlipat.


7. Tingkatkan kemampuan
Usia 20-an adalah saat yang tepat untuk meningkatkan keahlian dan pendidikan, yang akan mendukung karier di masa depan. Berinvestasi di bidang pendidikan tak akan sia-sia. Ambil berbagai kursus ketrampilan, dan jangan berhenti hanya kuliah di tingkat S1. Satu lagi yang sebaiknya dilakukan, perluas jaringan dengan bergaul. Senior Vice President Kelly Services Asia Pacific, lembaga perekrutan tenaga kerja internasional, Dhirendra Shantilal berkata, saat ini banyak perusahaan mencari karyawan plus. Alias selain berpendidikan tinggi, menguasai banyak bahasa, juga aktif di berbagai organisasi.

8. Nikmati hidup
Mengatur keuangan sendiri bukan berarti Anda tidak bisa bersenang-senang. Anda bisa membiayai traveling dari tabungan atau traveling murah karena punya banyak teman. Atau mengambil kursus bahasa sambil berkenalan dengan orang baru. Pokoknya buat kenangan indah dengan bertemu orang baru, dan mencoba hal-hal baru. Hal-hal seperti ini bisa menjadi investasi juga lho, banyak teman dapat rezeki, begitu kata orangtua. Yang penting, hindari mengambil pinjaman untuk biaya senang-senang. Anda bisa kreatif mencari hiburan tanpa mengeluarkan banyak uang.

(CHIC/Erika Paula)

Sumber: http://female.kompas.com/read/2011/05/20...-kaya-raya dengan penyempurnaan sesuai pengalaman saya