Membaca berita di harian Republika dua hari ini (04-05/07/11) dengan judul “Belanja Pegawai Dorong Kebangkrutan” dan “Belanja PNS Tak Terkontrol” membuat saya miris melihat angka-angka yang disajikannya. Betapa tidak, belanja pegawai di APBN kita telah naik dua kalinya selama empat tahun terakhir, sementara pertumbuhan APBN-nya sendiri sangat jauh dibawah pertumbuhan biaya pegawai yang mencapai rata-rata di kisaran 19% per tahun ini. Pertanyaannya adalah dengan belanja yang begitu besar tersebut apakah kesejahteraan pegawai negeri selama empat tahun terakhir melonjak dua kalinya ?. Bagaimana dengan kesejahteraan rakyatnya ?.
Belanja pegawai yang naik 2 kalinya tersebut ternyata sangat dekat dengan teori peluruhan daya beli mata uang kertas yang saya tulis lebih dari setahun lalu. Artinya kenaikan belanja pegawai yang lebih dari 3 kali pertumbuhan ekonomi rata-rata ini sebenarnya kurang lebih hanya setara dengan apresiasi harga emas pada periode yang sama. Bila harga emas ini kita gunakan sebagai cerminan daya beli atau tingkat kemakmuran baku – maka selama empat tahun terakhir rata-rata pegawai negeri memiliki tingkat kemakmuran yang relatif tetap.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar