Rabu, Juni 17, 2009

Don't Judge Yourself

Pengarahan Direktur Jenderal Perbendaharaan di Kanwil DJPBN Propinsi Jawa Timur
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Ditjen Perbendaharaan (DJPBN), Herry Purnomo disela-sela pengarahannya dihadapan sekitar 250 pegawai Kanwil Ditjen Perbendaharaan, KPPN Surabaya I, dan Surabaya II yang mengikuti pengarahan di Aula Kanwil DJPBN Propinsi Jawa Timur pada hari Rabu siang, 10 Juni 2009.

Dalam pengarahan yang dibuka langsung oleh Kepala Kanwil, S. Bambang Soeroso, Pak Dirjen mengangkat beberapa hal mengenai perubahan Ditjen Perbendaharaan, kebutuhan kepegawaian dan sistem assessment, serta permasalahan IT system.

Beliau membuka pengarahan dengan menyatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di DJPBN dan tuntutan untuk merubah diri masih terus berlanjut. "Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya pungli (pungutan liar-red) yang ada di instansi vertikal DJPBN, penertiban PNBP, penertiban rekening liar, dan pembinaan kepada beberapa satker Kementrian/Lembaga Pemerintah Pusat," tambah Pak Dirjen.

DJPBN sudah menyatakan komitmennya untuk memerangi pungli salahsatunya dengan cara mendirikan KPPN Percontohan. Pola pelayanan kepada satuan kerja melalui front office yang diterapkan dalam KPPN percontohan saat ini dapat meminimalisir pungli dan juga transaksi yang tidak benar. Menanggapi berita-berita miring di beberapa media cetak, Pak Dirjen mengatakan, "Mari kita buktikan tidak ada pungli di lapangan sebagaimana yang dikeluhkan di beberapa surat kabar."

Masih berkaitan dengan hal ini, Pak Dirjen juga memberikan pujian kepada Jawa Timur yang telah berhasil dalam menjalankan reformasi birokrasi selama ini, "Di Jatim sudah bagus (penerapan SOP KPPN Percontohan-red), ini sesuai dengan langkah kita dalam rangka reformasi birokrasi" ungkap beliau. Beliau kemudian menghubungkan dengan keinginan Menteri Keuangan beberapa waktu yang lalu mengenai kelanjutan reformasi birokrasi ini. "Pimpinan Departemen Keuangan merasa khawatir kalau bayi reformasi ini berkurang, tapi DJPBN bertekad untuk menjaga bayi reformasi ini," tambah Pak Dirjen.

Hal kedua yang Pak Herry Purnomo angkat adalah masalah kepegawaian. Beliau menegaskan tentang adanya kekosongan jabatan di pulau Jawa dan mengharapkan para pegawai untuk bersabar, karena dalam pengisian kekosongan jabatan tersebut DJPBN akan menggunakan tes assessment.
Secara nasional, jumlah pegawai Ditjen Perbendaharaan sudah berkurang dari 10.300 pegawai menjadi 10.040 pegawai. Beliau menyatakan bahwa pengurangan pegawai tersebut dikarenakan adanya pegawai yang memasuki masa pensiun dan pegawai yang hijrah ke beberapa kementerian / lembaga lain. Dalam kesempatan ini, beliau juga menyinggung dengan rencana adanya pembenahan instansi yang berdasarkan IT system.

Berkaitan dengan pemanfaatan IT system di DJPBN, Pak Dirjen mengharapkan semua pekerjaan di KPPN dan Kanwil harus sudah memanfaatkan IT system. Untuk pengembangannya maka dituntut peran aktif dari jajaran pejabat eselon II, eselon III, maupun eselon IV. Beliau mencontohkan hal tersebut dengan sudah terwujudnya aplikasi e-kirana sehingga Laporan Kas Posisi maupun Kualitas Laporannya juga sudah menggunakan IT System.

Hal ini bukan berarti tidak ada tantangannya. Untuk menghadapinya adalah dengan cara berani menjawab tantangan. "Tenaga yang ada saat ini jangan sampai tidak berani terhadap perubahan" tegasnya. Beliau lalu mencontohkan suatu kasus di wilayah Medan, ada sebuah instansi DJPBN yang memberikan kursus komputer bagi pegawai senior (usia diatas 40-red) yang pada awalnya takut, tetapi pada akhirnya bisa mengoperasikan dan senang akan keberhasilannya itu.

Pak Dirjen yang sebelumnya datang pada acara peresmian Jembatan Suramadu itu lalu melanjutkan bahwa di antara organisasi dan SOP yang berubah, ada yang tetap dan tidak berubah yaitu pelayanan prima, cepat, tepat, akurat, akuntabel dan tanpa pungli. Sehingga dibutuhkan SDM yang tepat dan dapat melaksanakan tugas pelayanan tersebut. Berhubungan dengan hal itu, beliau berharap kepada para pegawai yang belum lulus KPPN Percontohan untuk merubah pola pikirnya. "Walaupun bukan (pegawai-red) KPPN Percontohan, gaji anda tetap dibayar, kenaikan pangkat dan jabatan juga tetap jalan. Jadi jangan dirinya merasa korban dan lalu menghukum diri sendiri. Oleh karena kita perlu kesiapan mental dan keikhlasan dalam bekerja, sekali lagi jangan kita menghukum diri sendiri" seru beliau kepada seluruh pegawai yang hadir siang itu.

Pengarahan tersebut ditutup Pak Dirjen dengan mengingatkan seluruh pegawai untuk terus melestarikan perubahan ke arah yang lebih baik. "Kita harus terus berubah menghadapi perubahan, menjaga kesehatan, harus ikhlas dalam bekerja dan yang terpenting harus mensyukuri nikmat apa yang telah kita terima karena di Kementrian/Lembaga lain masih banyak dibawah kita" ungkap beliau sebelum mengakhiri kunjungan kerja di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi Jawa Timur.


Dilaporkan oleh : IMAM SARONI - Kontributor Kanwil Surabaya

Tidak ada komentar: