Kamis, September 04, 2008

Kerudung Gaul: Melecehkan Islam

Bagi mereka yang merasa kudu tampil modis dan trendi, tren kudung gaul jadi semacam bentuk penyaluran dari seleranya. Maksudnya pengen mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang sedang 'in' saat ini. Akibatnya, dalam masalah kerudung aja mesti ada aturan main yang dibuatnya sendiri.

Sobat. Sebenarnya sih kita bahagia dengan mulai tumbuhnya dalam diri temen-temen remaja puteri semacam kerinduan untuk tampil dengan simbol-simbol Islam. Jujur saja, itu udah merupakan prestasi tersendiri bagi yang bersangkutan. Maklum, jaman sekarang banyak kaum muslimin yang mulai berani mencampakkan nilai-nilai Islam. Rasanya sulit menemukan orang yang mau bener-bener menegakkan nilai dan ajaran Islam. Hanya saja, buat temen-temen yang masih begini, perlu bimbingan lanjut supaya nggak salah arah.

Dalam tren kudung gaul ini. Di mana-mana memang marak. Satu sisi, untuk kelas orang awam bolehlah berbangga diri. Tapi inget lho, yang seperti itu bisa bikin blunder. Tahu blunder kan? (jangan sampe ketuker dengen blender ya?) Coba, betapa ngerinya kalo itu kemudian bikin repot sendiri, layaknya orang yang melakukan blunder dalam permainan sepakbola. Maksud hati menghalau bola keluar lapangan, eh, ndak tahunya bola malah nemplok di kaki lawan. Karuan aja, bikin lawan mudah untuk menceploskan ke gawang kita sendiri. Eh, hubungannya dengan kudung gaul apa neh?

Begini sobat. Saat ini mungkin kamu belum menyadari akibatnya. Tapi suatu saat nanti, yang beginian bakalan bikin repot, lho. Why? Because, maraknya temen-temen remaja puteri yang mengenakan kudung gaul ini, justru karena ketidak-tahuannya tentang aturan Islam dalam masalah ini (juga ada yang ngak mau tahu tuh). Adakalanya temen-temen itu ikut-ikutan doang. Sebab, pemahaman Islamnya masih belum mapan. Maka, marak­nya kudung gaul ini justru akan semakin memberikan citra buruk buat kaum muslimin. Karena, mereka udah merasa seneng berIslam tapi cuma mengandalkan modal semangat.

Kita coba ngasih penjelasan sedikit. Moga-moga aja kamu pada paham ya? Jilbab bermakna milhâfah (baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisâ') apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsawb) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus al-Muhîth dinyatakan demikian: Jilbab itu laksana sirdâb (terowongan) atau sinmâr (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.

Nah, kalo kamu pengen tahu penjelasan tambahannya, ada juga keterangan dalam kamus ash-Shahhâh, al-Jawhârî menyatakan: Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhâfah) yang sering disebut mulâ'ah (baju kurung). Begitu sobat. Moga aja setelah ini nggak kebalik-balik lagi ketika membedakan antara jilbab dan kerudung.

Nah, yang dimaksud pakaian muslimah dan sesuai syariat Islam, adalah jilbab plus kerudungnya. Dan itu wajib dikenakan ketika keluar rumah. Di dalam rumah gimana? Emang sih nggak wajib, tapi ketika nemuin orang asing (baca: bukan mahram) yang kebetulan sedang bertamu ke rumah kamu or keluarga kamu, ya, wajib pake.

Busana, menurut Kefgen dan Touchie-Specht, mempunyai fungsi: diferensiasi perilaku dan emosi. Dengan busana, membedakan diri (dan kelompoknya) dari orang, kelompok, atau golongan lain. Kalo ada orang yang pake tanda "salib", kamu udah langsung bisa nebak, kalo orang tersebut agamanya Nasrani. Begitu juga ketika kamu ngelihat di televisi ada orang yang pake topi yarmelke, kamu bisa langsung menyimpulkan kalo orang itu adalah Yahudi. Begitupun ketika kamu menyaksikan ada orang yang pake baju koko, sarung, berpeci, dan masuk mesjid, segera saja kamu menyimpulkan kalo orang itu adalah muslim. Paling nggak ini sebagai identifikasi awal. Dan tentunya simbol-simbol itu udah disepakati bersama.

Bagi teman remaja puteri yang mengenakan jilbab dan kerudung, tentunya itu adalah bagian dari simbol Islam. Dan jelas itu membedakan dengan golongan lain. Kita udah memposisikan diri siapa kita. Sebab, busana juga bisa sebagai sarana untuk menyampaikan pesan. Minimal, siapa kita. Tul nggak?

Trus, busana juga bisa mengendalikan perilaku, lho. Betul banget. Sebab, ketika kamu pake sarung dan baju koko, maka pantesnya kamu menjaga tingkah lakumu. Jadi kalo pas penampilan kamu begitu, pastinya kudu malu dong kalo kamu main gaple or joget dangdutan di pesta kawinan tetangga kamu. Termasuk teman remaja puteri bisa menjaga diri. Nggak pantes rasanya kalo udah pake jilbab, tapi ngomongnya sering nyakitin ati teman kamu.
Lalu, busana juga ternyata bisa berfungsi emosional. Jaman kampanye pemilu dulu, ketika kamu pake kaos partai pujaan kamu, kamu bangga banget. Ketika konvoi bareng satu kelompok dengan kaos yang sama, terasa lebih terlibat secara emosi. Begitupun ketika kamu tampil dengan kostum bak pejuang intifada, rasanya seperti sedang berada di medan tempur melawan Israel. Jadi jelas busana dan aksesoris itu bisa berfungsi sebagai emosi.

Busana muslimah, jilbab, adalah juga simbol identitas. Simbol pembeda antara yang benar dan salah. Memakai busana muslimah sekaligus merupakan simbol mental baja pemakainya. Gimana nggak, dalam kondisi masyarakat yang rusak binti amburadul ini masih ada orang yang berani tampil dan bangga dengan jilbab. Maklum saja, jaman sekarang ini jaman amburadul, utamanya kaum wanita dalam soal busana. Nggak abis pikir emang.
Saudaraku, seharusnya, jadikan citra jilbab dalam perspesi sosial umum sebagai kebaikan; sopan, ramah, kalem, tahu agama, alim dan sebagainya. Jadi, seperti kata Kefgen dan Touchie-Specht, bahwa busana adalah "menyampaikan pesan". Kamu menerima pesan di balik busana orang, kemudian merespon sesuai persepsi sosial kamu.








TIPS UNTUK MENINGKATKAN RASA PEDE :
  
# Jika anda termasuk orang yang tidak atau kurang 'pede', jangan
cuma diam. Kembangkan rasa percaya diri anda! Dan jika anda sudah
memiliki rasa percaya diri yang baik, periharalah rasa pede tersebut, tentu
saja agar rasa pede Anda tetap dalam batas yang proporsional. Caranya?
Lakukanlah hal-hal berikut ini:
  Pujilah diri sendiri
# Jangan ragu untuk memberi selamat pada diri sendiri ketika Anda
berhasil meraih prestasi, walau sekecil apapun. Caranya yaitu dengan
berbicara pada diri sendiri, "ya saya memang pantas mendapatkannya karena
saya
telah bekerja keras". Kalau perlu berikan hadiah pada diri sendiri,
misalnya dengan membeli sepatu atau jam tangan yang telah lama anda
iniginkan. Lagipula memuji diri sendiri sepanjang tidak merugikan dan
mengganggu orang lain dapat berpengaruh positif pada Anda. Tindakan ini
dapat
membantu Anda lebih percaya diri dan optimis dalam mengerjakan apapun,
terutama dalam melaksanakan tugas-tugas Anda. Anda pun telah belajar
menghargai diri sendiri.
Buatlah orang lain menghormati Anda
# Ingat, Anda tidak dapat memaksa orang lain menghormati Anda jika Anda
sendiri tidak menghormati diri sendiri sendiri dan orang lain. Cara
bicara yang seenaknya dan gaya berpakaian yang tidak sopan adalah contoh
bahwa Anda sendiri tidak menghormati diri sendiri. Jika Anda tidak dapat
menghormati diri sendiri bagaimana orang lain mau menghormati Anda?.
Jika Anda merasa orang lain menghormati Anda, tentu Anda akan merasa akan
lebih pede mekakukan apapun. Tentu saja Anda bisa membuat orang lain
agar menghormati Anda tanpa terkesan Anda 'gila hormat' bukan?
  Jangan Takut Gagal
# Orang yang takut gagal mustahil bisa mempunyai rasa 'pede' yang lebih
baik. Mereka yang takut gagal selalu dihantui rasa bersalah setiap
ingin melakukan apapun. Hal ini jelas akan mengahambat kemajuan karir Anda.
Jika Anda pernah mengalami kegagalan di masa lalu jangan jadikan
kegagalan itu sebagai masalah 'traumatis'. Tapi sebaliknya jadikan kegagalan itu sebagai pengalaman dan pelajaran berharga untuk meraih yang lebih
baik. Dengan mengenyahkan rasa cemas dan takut 'gagal' otomatis rasa
percaya diri Anda akan tumbuh. "Kegagalan adalah Sukses yang Tertunda".
  Buatlah target sukses yang lebih luas
# Membatasi target sukses hanya membuat Anda terbelenggu pada ukuran
sukses yang sesungguhnya amat relatif. Umumnya, jika anda sudah mencapai
kesuksesan yang diinginkan, Anda akan merasa puas dan membuat Anda
berhenti sampai disitu. Sehingga Anda merasa tidak perlu berjuang lebih
keras. Karena itu jangan batasi target kesuksesan Anda. sekali Anda
menargetkan kesuksesan, Anda akan sulit untuk lebih maju dan berkembang. Dan ingat, setiap kali Anda memimpikan sukses, setiap kali itu pula Anda
akan merasa lebih pede dalam menggapainya. Yakinlah bahwa Anda bisa
Tanamkan keyakinan pada diri sendiri bahwa Anda bisa melakukan dan
menyelesaikan pekerjaan apapun, bahkan yang paling sulit sekalipun. Dengan
demikianAnda telah berpikir positif terhadap diri sendiri. Hal ini
dapat memberi kekuatan dan menumbuhkan percaya diri pada Anda setiap kali
Andainigin melakukan sesuatu.
  Pada dasarnya rasa pede ini perlu untuk membantu dan mendorong
kesuksesan Anda tetapi jangan sampai rasa pede itu membuat Anda sombong dan
besar kepala. Dan yang perlu Anda catat, rasa 'pede saja tidak cukup
untuk menggapai sukses. Untuk menggapainya perlu dibarengi usaha, 'kerja
keras, dan doa. Semoga Sukses.
  (diambil dari : My other side of the stories)

Tidak ada komentar: