Oleh Muhaimin Iqbal |
Rabu, 07 December 2011 05:48 |
Konon dalam alkisah ada saudagar kaya yang memiliki empat orang istri padahal
dia bukanlah seorang yang adil. Istri keempatnya yang paling muda
dimanjakannya dengan segala bentuk kemewahan, segalanya yang terbaik
untuk dia. Istri ketiganya adalah yang paling cantik, sehingga si
saudagar selalu kawatir kalau istri ketiganya ini sewaktu-waktu bisa
lari ke orang lain. Istri keduanya adalah yang paling pinter, paling
bisa diandalkan sehingga kepadanyalah si saudagar menyerahkan segala
masalah yang perlu diselesaikannya.
Adapun
istri pertamanya, dia yang paling setia menemaninya sejak si saudagar
belum kaya, dia pula yang paling bisa menjaga harta si saudagar dan
menjaga rumah tangganya. Meskipun dia mencintai istrinya yang pertama ini, si saudagar paling kurang perhatian dan sering melalaikannya.
Ketika
si saudagar ini sakit parah dan menjelang ajalnya tiba, dia terbaring
pucat pasi di tempat tidurnya dan memanggil istri-istrinya satu per
satu. Dia panggilnya istri keempat paling dahulu, dengan suaranya yang
sangat lemah dia bicara : “Engkau istriku yang paling aku cintai, segala yang terbaik aku sediakan untukmu, maukah engkau menemaniku…?”. Istri keempat ini menjawab ketus : “ No way, aku tidak mau…” lantas meninggalkannya tanpa bicara lagi. Hati si saudagar merasa teriris-iris dengan jawaban istri kempat ini.
Dia panggilnya istri ketiga, dengan lirih pula dia bicara : “ Aku sangat mencintaimu sepanjang hidupku, maukah engkau menemaniku ?”. Istri ketiga dengan PD-nya menjawab : “Tidak, hidup ini indah, saya akan segera menikah lagi sepeninggalmu…”. Hati si saudara seperti ditusuk-tusuk paku dengan jawaban istri yang ketiganya ini.
Tiba-tiba datang suara dari arah yang lain : “Aku yang akan menemanimu kemanapun engkau pergi, dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu…”. Si
saudagar menoleh kearah datangnya suara tersebut dan ternyata itu suara
istri pertamanya yang datang meskipun belum dia panggil, dilihatnya
istri pertama yang kurus kering dengan pakian kusut yang nyaris tidak
terurus.
Dengan perasaan yang campur aduk antara sedih, haru dan dengan penuh penyesalan si saudagar ini kemudian bicara : “Aku seharusnya adil terhadapmu dari awal, aku seharusnya memberimu yang terbaik selagi aku masih bisa…”.
Itulah
gambaran kita semua, kehidupan kita adalah kehidupan saudagar dengan
empat istri tersebut – dan kita tidak mampu berbuat adil terhadap
mereka.
Istri
keempat yang paling dimanja tersebut adalah tubuh kita, seperti apapun
kita rawat tubuh kita – tubuh ini tidak akan menemani kita di alam sana.
Istri ketiga yang paling cantik adalah harta dan segala kepemilikan
kita, ketika kita meninggal semuanya akan menjadi milik orang lain.
Istri kedua yang paling cerdas adalah keluarga dan teman-teman kita,
paling banter mereka hanya akan mengantar kita sampai pemakaman –
setelah itu akan meninggalkan kita juga.
Adapun
istri pertama yang paling loyal dan menemani kita ke alam berikutnya
adalah amal kita, sayangnya ini yang selalu kita taruh paling akhir
setelah tubuh kita, harta kita , keluarga dan teman-teman kita. Selagi
kita sehat, selagi kita bisa – ayo sayangi, manjakan dan beri yang
terbaik untuk istri pertama kita, yaitu amal-amal kita, karena hanya
dialah yang akan menemani kita selamanya !. InsyaAllah.
|
Senin, Desember 12, 2011
Saudagar Kaya Dengan Empat Orang Istri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar